Rabu, 01 Agustus 2018

MENGAPA ORANG TETAP MERASA BENAR WALAUPUN SEJATINYA SALAH ?

Pada tahun 1894, sebuah surat yang telah disobek- sobek ditemukan di keranjang sampah oleh staf dari seorang Jenderal Prancis. Maka dilakukanlah investegasi besar-besaran untuk mengetahui siapa yang lewat bukti surat itu telah menjual rahasia militer Perancis ke pihak Jerman. Dan kecurigaan kebanyakan orang mengarah pada Letkol. Alfred Dreyfus.

Dreyfus tidak punya track record yang tercela, tidak juga punya motif untuk melakukan pengkhianatan. Cuma ada dua hal yang dapat membuat kecurigaan terhadap Dreyfus. Pertama, tulisannya mirip dengan surat yang ditemukan, dan lebih parah lagi, dia satu-satunya pejabat militer yang beragama Yahudi. Waktu itu, Militer Perancis dikenal anti Yahudi.

Lalu rumah Dreyfus digeledah, mereka tidak menemukan bukti apa pun. Tapi ini pun malah dianggap sebagai bukti betapa liciknya Dreyfus. Tidak hanya berkhianat, dia juga degan sengaja menghilangkan semua bukti. Lalu mereka memeriksa personal history-nya, bahkan menginterview guru sekolahnya. Ditemukan dia sangat cerdas, menguasai 4 bahasa, dan punya memori yang sangat tajam. Maka ini pun dianggap sebagai "bukti" bahwa Dreyfus punya motif dan skill untuk kerja pada agen intelijen asing. Bukankah memang agen intelijen harus punya 3 keahlian itu? Benarkan?

Maka Dreyfus diajukan ke pengadilan militer, dan dinyatakan bersalah. Di depan publik, lencananya dilucuti, kancing baju dicabut, pedang militernya dipatahkan. Peristiwa ini dikenang sebagai "Degradation of Dreyfus". Saat diarak oleh massa yang menghujat dia, Dreyfus teriak, "Saya bersumpah saya tidak bersalah, saya masih layak untuk mengabdi pada negara, Hidup Perancis. Hidup Angkatan Darat". Tapi semua orang sudah tidak peduli dengan teriakannya, dan Akhirnya dia divonis penjara seumur hidup di Devil's Island, pada tanggal 5 Januari 1895.

Mengapa serombongan orang pintar dan berkuasa di Perancis waktu itu begitu yakin bahwa Dreyfus bersalah? Dugaan bahwa Dreyfus memang sengaja dijebak, ternyata keliru. Para sejarawan meyakini bahwa Dreyfus tidak dijebak, dia hanya menjadi korban dari sebuah fenomena yang disebut "MOTIVATED REASONING". Yaitu sebuah penalaran yang nampak sangat logis dan rasional, padahal semua itu hanyalah upaya mencari PEMBENARAN atas suatu ide yang telah diyakini sebelumnya. Tujuannya? termotivasi untuk membela atau menyerang ide tertentu, bukan mencari KEBENARAN secara jernih, dari pihak mana pun kebenaran itu berasal.

Maka kalau orang sudah mengeras sikapnya untuk sangat pro/anti partai politik tertentu, atau sudah terlanjur gandrung/benci sama seseorang, maka orang akan cenderung mengalami "motivated reasoning" ini. Apa pun pendapat orang lain yang dianggap musuh akan nampak salah di pikiran "rasional". Karena memang itulah hebatnya otak, selalu bisa menemukan alasan rasional kenapa mereka salah, dan saya benar. Orang akan bisa mencari 1000 bukti yang membenarkan sikap itu. Bahkan hal2 yang sifatnya netral tiba2 jadi nampak sebagai "bukti" dari kebenaran sikap ini.

Kalau hati sudah dikuasai oleh cinta atau benci, dan berketetapan, pokoknya saya pro ini, anti itu, kita akan cenderung meyakini kebenaran segala pendapat yang mendukung pendapat kita, dan mengabaiakan segala argumen yang berlawanan dengan keyakinan kita. Kita jadi kehilangan akal sehat yang adil dan proporsional dalam menyikapi segala hal. Para psikolog menyebut kesesatan pikir yang mewabah akhir2 ini: CONFIRMATION BIAS.

Fenomena confirmation bias dan motivated reasoning ini sudah sangat jamak ditemukan di sekitar kita, bahkan kadang kita pun ikut jadi pelaku utamanya. Karena hampir semua dari kita telah mengambil sikap untuk memilih partai tertentu, suka tokoh tertentu, punya agama/madzhab tertentu, bahkan mungkin menjadi anggota fanatik supporter klub sepak bola tertentu. Semua ini telah menjadikan kita secara otomatis mudah sekali terjebak dalam 2 kesesatan pikir di atas.

Lalu, bagaimana dengan nasib Dreyfus? Adalah Colonel Georges Picquart, yang walaupun dia juga anti Yahudi, mulai berpikir, bagaimana jika memang Dreyfus tidak bersalah? Bagaimana jika karena salah tangkap, penjahat sebenarnya masih berkeliaran dan terus membocorkan rahasia militer Perancis pada Jerman? Kebetulan dia menemukan ada pejabat militer lain yang tulisan tangannya lebih mirip dengan surat yang ditemukan, dibanding tulisan Dreyfus. Singkat cerita, atas perjuangan Colonel Picquard, Dreyfus baru dinyatakan tidak bersalah 11 TAHUN kemudian.

Yang paling menakutkan dari Motivated Reasoning & Confirmation Bias ini adalah, pelakunya seringkali tidak menyadari dan membela pendapatnya mati-matian sambil menghujat pendapat lain yang berbeda, sehingga efeknya terjadi perang mulut, bahkan di beberapa negara, terjadi  genosida, dan perang saudara.

Maka bagaimana caranya agar kita bisa berpikir lebih adil dan jernih?
Bagaimana agar kita selamat dari 2 sesat pikir di atas? agar kita bisa membuat prediksi yang akurat, membuat keputusan yang tepat, atau sekedar membuat good judgement?

Menariknya, ini tidak berkaitan dengan seberapa pintar atau seberapa tinggi IQ kita atau gelar akademis kita. Kata para ahli tentang "good judgment", ini justru berkaitan erat dengan bagaimana anda "merasa" (how you feel). Berikut beberapa Tips untuk memiliki "penilaian yang jernih" :

1. Jangan Terlalu Emosional. Semakin kita emosional, semakin kita termotivasi untuk menyeleksi kebenaran. Semua argumen yang berlawanan akan cenderung kita abaikan. Sementara hoax-pun, asal cocok dengan selera kita akan buru2 kita yakini kebenarannya.

2. Pertahankan rasa Ingin tahu (Curiosity). Rasa penasaran ingin tahu ini akan membuat kita lebih ingin mengecek argumentasi dari dua kubu. Tidak cepat puas buru2 meyakini segala informasi yang masuk.

3. Milikilah hati dan pikiran yang terbuka (Open-Mind & Open-Heart). dengan begini kita akan cenderung mau mendengarkan dan berempati atas posisi masing-masing dari dua kubu yang berseteru. Jangan menutup diri hanya mau menerima informasi dari pihak yang pro sama kita, dan langsung mencurigai, bahkan menolak berita dari semua yang kita anggap pro lawan kita.

4. Jadilah orang yang Independent (grounded). Jangan mudah anut grubyuk ikut-ikutan pendapat seseorang atau satu kelompok. Jangan letakkan harga diri kita berdasarkan omongan orang lain tentang kita. Silahkan pro ini atau anti itu. Tapi janganlah overdosis, sampai menganggap segala hal yang dari pihak kita pasti benar dan segala hal yang dari pihak lawan pasti salah.

5. Milikilah kerendahan hati (Humbleness) bahwa memang kita punya keyakinan tertentu tentang segala hal (politik, sikap keagamaan, aliran pemikiran, dll) tapi dengarkan dengan empatik juga pendapat-pendapat yang berlawanan dengan kita. Dan jika bukti-bukti menunjukkan kita memang salah, jangan sungkan-sungkan untuk mengakui dan minta maaf.

Kesimpulannya, menurut Julia Galef, yang ceramahnya di TED Talks menjadi dasar dari tulisan ini:

"Untuk memiliki good judgment (penilaian yang jernih), khususnya untuk hal-hal yang kontroversial, kita tidak terlalu membutuhkan kepintaran atau analisis yang canggih, tapi kita lebih membutuhkan kedewasaan psikologis dan pengelolaan emosi yang baik"

Jadi apa yang paling kita inginkan?
Apakah membela mati2an pendapat subyektif kita?
Ataukah ingin melihat dunia dengan mata hati sejernih mungkin?

Kamis, 05 Juli 2018

Perampokan


Perampok berteriak kepada semua orang di bank :

Jangan bergerak! Uang ini semua milik Negara. Hidup Anda adalah milik Anda ..

Semua orang di bank kemudian tiarap.

Hal ini disebut “Mind changing concept – merubah cara berpikir“.

Semua orang berhasil merubah cara berpikir dari cara yang bisa menjadi cara yang kreatif.

Salah satu nasabah yang sexy mencoba merayu perampok. Tetapi malah membuat perampok marah dan berteriak,Yang sopan mbak! Ini perampokan bukan perkosaan!”

Hal ini disebut ” Being professional – bertindak professional“. Fokus hanya pada pekerjaan sesuai prosedur yang diberikan.

Setelah selesai merampok bank dan kembali ke rumah, perampok muda yang lulusan MBA dari universitas terkenal berkata kepada perampok tua yang hanya lulusan SD ” Bang, sekarang kita hitung hasil rampokan kita”.

Perampok tua menjawab. ” Dasar bodoh, Uang yang kita rampok banyak, repot menghitungnya. Kita tunggu saja berita TV, pasti ada berita mengenai jumlah uang yang kita rampok.”

Hal ini disebut “Experience – Pengalaman“. Pengalaman lebih penting daripada selembar kertas dari universitas.

Sementara di bank yang dirampok, si manajer berkata kepada kepala cabangnya untuk segera lapor ke polisi. Tapi kepala cabang berkata, ” Tunggu dulu, kita ambil dulu 10 milliar untuk kita bagi dua. Nanti totalnya kita laporkan sebagai uang yang dirampok.”

Hal ini disebut “Swim with the tide – ikuti arus“. Mengubah situasi yang sulit menjadi keuntungan pribadi.

Kemudian kepala cabangnya berkata,” Alangkah indahnya jika terjadi perampokan tiap bulan.”

Hal ini disebut “Killing boredom – menghilangkan kebosanan“. Kebahagiaan pribadi jauh lebih penting dari pekerjaan Anda.

Keesokan harinya berita di TV melaporkan uang 100 milliar dirampok dari bank. Perampok menghitung uang hasil perampokan dan perampok sangat murka. “Kita susah payah merampok cuma dapat 20 milliar,orang bank tanpa usaha dapat 80 milliar. Lebih enak jadi perampok yang berpendidikan rupanya.”

Hal ini disebut sebagai “Knowledge is worth as much as gold – pengetahuan lebih berharga daripada emas“.

Dan di tempat lain manajer dan kepala cabang bank tersenyum bahagia karena mendapat keuntungan dari perampokan yang dilakukan orang lain.

Hal ini disebut sebagai “seizing opportunity – berani mengambil risiko“.

Selamat mencermati kisah diatas. Meski mengandung humor namun ada point-point yang bisa kita tangkap dari humor bisnis di atas...

Senin, 11 Juni 2018

Hidup Adalah Waktu


Ketika manusia meninggal dunia, ia melihat Tuhan mendekati dirinya sambil memegang sebuah koper di tangan-Nya.

Berikut dialog antara TUHAN & arwah manusia tersebut:

Tuhan: "Mari kita pergi."

Arwah: "Begitu cepat? Tapi saya masih memiliki banyak rencana."

Tuhan: "Maaf, waktumu sudah habis, saatnya untuk pergi."

Arwah: "Apakah isi koper yang Engkau pegang itu?"

Tuhan: "Benda kamu."

Arwah: "Benda saya? Maksudnya barang2 saya? Seperti baju saya, uang saya, perhiasan saya?"

Tuhan: "Bukan, barang itu tak pernah menjadi milikmu. Itu milik Dunia."

Arwah: "Apakah itu ingatan & kenangan saya?"

Tuhan: "Bukan, itu milik Waktu."

Arwah: "Apakah itu bakat & kesuksesan saya?"

Tuhan: "Bukan juga, itu milik Anugerah."

Arwah: "Apakah itu anak2 & istri saya?"

Tuhan: "Tidak juga, itu milik Hatimu."

Arwah: "Kalau begitu, itu pasti tubuh saya."

Tuhan: "Tidak, bukan... Tubuhmu milik Debu Tanah."

Arwah: "Jika demikian isinya tentu jiwa saya."

Tuhan: "Kamu salah besar Nak, sebab jiwamu itu milik-KU."

Tuhan lalu menyerahkan koper tsb ke sang Arwah. Dengan kebingungan & dengan ketakutan sang Arwah membuka koper tsb.

Dan ternyata isinya KOSONG...!!!

Dengan hati kecewa & airmata berlinang sang Arwah bertanya pd Tuhan, "Maksud Tuhan, saya tak pernah memiliki apapun?!"

Tuhan menjawab: "Iya, benar. Sesungguhnya kamu itu tak pernah memiliki apapun..."

Arwah: "Lalu..., apa yg menjadi milikku, Tuhan...?!"

Tuhan: "WAKTU-mu! Saat2 di waktu kamu HIDUP... itulah milikmu...!!!"

Sahabatku semua, Hidup adalah waktu.
Hargai waktu yg ada tersisa,
Jalani hidup dengan penuh rasa syukur & kebahagiaan.

Nikmatilah setiap saat2 yang dilalui, dan...
Jangan simpan kebencian, dendam, kepahitan...
Tetaplah menjadi baik sampai akhir hidup...

Jumat, 01 Juni 2018

PANCASILA: DARI PUNCAK KEJAYAAN MAJAPAHIT HINGGA PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945

Oleh Dr Bambang Noorsena

Secara etimologis, kata "Pancasila" berasal dari bahasa Jawa kuno, yang sebelumnya diserap dari bahasa Sanskerta dan Pali, yang artinya "sendi dasar yang lima" atau "lima dasar yang kokoh". Mula-mula kata "sila" dipakai sebagai dasar kesusilaan atau landasan moral Buddhisme, yang memuat lima larangan.

Sebagaimana disebutkan dalam Tripitaka, kelima sila itu dalam bahasa Pali adalah sebagai berikut:

1. Pānātipātā veramani sikkhapadamsamādiyāmi (Aku melatih diri untuk menghindari pembunuhan);
2. Adinnādānā veramani sikhapadam samādiyāmi (Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan);
3. Kāmesu micchācāra veramani sikkhapadam samādiyāmi (Aku bertekad melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan asusila);
4. Musāvāda veramani sikhapadam samādiyāmi (Aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar, berdusta, atau memfitnah).
5. Surāmeraya majjapamādatthān veramani sikkhapadam samādiyāmi (Aku bertekad untuk melatih diri menghindari segala minuman dan makanan yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan).

Dalam makna "lima dasar moral" yang harus dijatuhi tersebut, maka istilah Pancasila di negara kita sudah kita kenal sejak zaman Majapahit. Istilah ini dijumpai baik dalam karya Mpu Tantular dalam bukunya Kekawin Sutasoma (ditulis tahun 1384 M), maupun karya Mpu Prapanca yang ditulis sebelumnya dalam sastra pujanya yang berjudul Kekawin Negara Krtagama (ditulis tahun 1367 M).
Jadi, kedua pujangga itu hidup pada masa puncak kejayaan Majapahit, yang dikenal sebagai negara nasional (Nasionale Staat) yang kedua, yaitu setelah kedatuan Sriwijaya dan sebelum Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam Kekawin Sutasoma, istilah Pancasila disebutkan 2 kali, yaitu dalam seloka-seloka suci yang dalam bahasa Jawa kuno bunyinya:

Bwat Bajrayana Pancasila ya gegen den teki hawya lupa!
Artinya: "Bagi pengikut vajrayana, Pancasila harus dipegang teguh, jangan sampai dilupakan" (Sutasoma 145:2).

Dalam pupuh lain dari Kekawin yang sama, Mpu Tantular mencatat pula:

Astam sang catursrameka tarinen ring Pancasila Krama!
Artinya: "Wajibkanlah kepada semua anggota catur asrama supaya Pancasila dijalankan secara teratur" (Sutasoma 4:4).

Selanjutnya, dalam Kekawin Negara Krtagama, kata Pancasila dijumpai dalam seloka yang berbunyi:

Yatnagegwani Pancasila krtasangskara bhisekakrama
Artinya: "Sang Raja selalu waspada dan teguh memegang Pancasila, berlaku mulia, dan menjalankan upacara agama" (Negara Krtagama 43:2).

*PANCASILA DIGAUNGKAN KEMBALI DALAM PIDATO BUNG KARNO, 1 JUNI 1945.*

Dalam pidatonya tanpa teks di depan sidang Dokuritsu Zunbi Tyosakai (Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan), Bung Karno menggaungkan kembali Pancasila sebagai nama dasar negara kita, untuk memenuhi pertanyaan Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat, yaitu apa dasarnya Indonesia merdeka yang akan didirikan.

Menurut Bung Karno, yang diminta dr. Radjiman tidak lain adalah Weltanschauung atau Philosophische Gronslag (Dasar Filosofis) yang di atasnya Negara Indonesia merdeka akan didirikan. Dalam pidato yang akhirnya dikenal sebagai "Lahirnya Pantja-Sila" itu, Bung Karno mengusulkan dasar-dasar sebagai berikut:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Istilah Pancasila diusulkan oleh Bung Karno dalam pidatonya yang bersejarah itu, pada tanggal 1 Juni 1945.

"Sekarang", kata Bung Karno, "banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi", yang disambut dengan tepuk tangan riuh.

Setelah melalui proses perumusan ulang, pidato Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945 tersebut, kemudian dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, Alinea 4, yang lengkapnya berbunyi:

1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

*MENGAPA MAJAPAHIT MENJADI SUMBER INSPIRASI, BUKAN BUGIS, BANTEN ATAU MATARAM?*

Dalam pidato "Lahirnja Pantja-Sila", Bung Karno menekankan bahwa kita mengalami dua kali adanya Nationale Staat, yaitu di zaman Sriwijaya dan Majapahit. Selain kedua negara itu, kita tidak mengalami negara nasional. Bung Karno memberi contoh, Mataram, Pejajaran, Banten, dan Bugis adalah negara-negara berdaulat, negara-negara merdeka, tetapi bukan negara nasional.
Itulah sebabnya para pendiri bangsa, banyak terinspirasi oleh Majapahit. Dari Majapahit kita mengambilalih istilah Pancasila sebagai nama Dasar Negara, salam nasional kita "Merdeka", dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai "sesanti" dalam lambang negara kita.

Demak, Mataram, Bugis, Banten tidak pernah berhasil mempersatukan Nusantara, karena landasan dalam bina negara bukan sebuah weltanschauung dari semua, oleh semua dan buat semua, melainkan berasas primordialitas agama tertentu. Terbukti bahwa sistem teokrasi atau negara agama, tidak pernah bisa mempersatukan Nusantara yang sangat majemuk.

Selanjutnya, sama-sama negara nasional yang wilayahnya bahkan lebih besar dari NKRI sekarang, mengapa para pendiri bangsa lebih terinspirasi oleh Majapahit, bukan Sriwijaya? Dasar negara kita, misalnya, namanya tidak diambil dari Sriwijaya? Saya pernah menyampaikan hal ini kepada Pak Taufiek Kiemas (almarhum), ketika empat pilar MPR pertama digagas, dan pada waktu itu saya sebagai salah satu narasumber. Faktanya, dokumentasi tertulis Sriwijaya tidak selengkap Majapahit, yang telah mengabadikan prinsip-prinsip kehidupan bina negara dalam sejumlah prasasti, lontar-lontar perundang-undangan, dan sejumlah besar karya sastra yang sampai sekarang masih dibaca dan terus dilestarikan di pulau Bali.

"Mungkin karena itu Ibu Mega sangat mencintai Bali, Pak", kata saya dalam obrolan singkat, sebelum saya mempresentasikan makalah "Bhinneka Tunggal Ika: Sejarah, Filosofi dan Relevansinya". Semua peninggalan sejarah itu tidak ada lagi di Jawa, tetapi justru diwariskan utuh-utuh kepada kita dari Pulau Dewata. Orang Jawa tidak lagi berbicara dalam bahasa Jawa kuno, tetapi di Bali bahasanya Mpu Tantular dan Mpu Prapanca ini masih dilestarikan dalam bentuk sastra kekawin.

Ada yang mengatakan bahwa "teman ahli bahasa" yang dimaksud Bung Karno dalam pidatonya itu Pak Yamin. Tetapi yang lain bilang Ida Bagus Sugriwa, salah seorang putra Bali yang turut dalam sidang-sidang menjelang kemerdekaan RI. Baik Profesor Yamin maupun Ida Bagus Sugriwa adalah dua orang yang agaknya berdiskusi dengan Bung Karno, yang disebut ya "seorang teman ahli bahasa".

Meskipun Yamin adalah seorang putra Minang, namun sebagai ahli kebudayaan dan bahasa, dikenal sudah lama bersentuhan dengan segala hal yang berkenaan dengan kebesaran Majapahit. Konon, di sela-sela Sidang BPUPKI antara Mei-Juni 1945, Yamin yang mula-mula menyebut ungkapan "Bhinneka Tunggal Ika", I Gusti Bagus Sugriwa yang duduk di sampingnya spontan melengkapi sambungan ungkapan itu “Tan hana dharma mangrwa" (Tidak ada kebenaran yang mendua).
Keakraban keduanya seperti tampak dalam penggalan catatan sejarah di atas, membuktikan bahwa kedua sahabat Bung Karno ini memang sangat mendalami karya-karya Jawa kuno. Lebih-lebih Ida Bagus Sugriwa, sebagai putra Bali dari Buleleng, menjadi saksi hidup bahwa di Bali istilah-istilah seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Mahardhika, dan sebagainya, adalah ungkapan-ungkapan yang masih hidup, dihayati, dan dilestarikan selama berabad-abad melalui sastra Kekawin. Bali adalah museum hidup Majapahit yang masih tegak berdiri sampai hari ini.

Selain naskah Leiden, sumber rujukan lontar Sutasoma yang banyak menginspirasi para bapa bangsa di awal kemerdekaan, yang mungkin dibaca saat itu. Jadi, sangat mungkin sebelum mengucapkan pidatonya, Bung Karno mendiskusikannya dengan Yasin dan Ida Bagus Sugriwa.

Majapahit menjadi inspirasi para bapa bangsa, bukan hal yang kebetulan. Negara nasional Kedua ini tidak hanya memberikan kebanggaan sebagai inspirasi untuk menghadirkan keagungan sejarah yang pernah ada, tetapi juga telah memberikan model dalam mengelola warisan pluralisme bangsa. Jadi, bukan hanya istilahnya yang kita warisi, tetapi pemikiran filsafat kenegaraan yang dibangun di atas jiwa merdeka yang terbuka, toleran, bahkan secara aktif berbagi dalam kebersamaan untuk merenda masa depan bangsa dan umat manusia.

Selamat memperingati Hari Lahirnya Pancasila! *

MERDEKAAAA !!
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Jumat, 11 Mei 2018

Syukuri Apa Yang Kita Miliki

Seorang anak bertengkar dengan ibunya dan meninggalkan rumah.

Saat berjalan tanpa tujuan. Ia baru sadar bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.
Ia lapar sekali dan ingin makan semangkuk bakmi

Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama di depan warungnya, lalu bertanya,

"Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?"

“Ya, tapi aku tidak punya uang,"
jawab anak itu dengan malu-malu.

"Tidak apa-apa, aku akan memberimu gratis".

Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang.

“Ada apa Nak?"
tanya pemilik warung.

“Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberiku semangkuk bakmi sedangkan ibuku telah mengusirku dari rumah".

"Kamu seorang yang baru kukenal tapi begitu peduli padaku".

Pemilik warung itu berkata,

"Nak, mengapa kau berpikir begitu? Coba renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau begitu terharu...ibumu telah memasak nasi, lauk, dll setiap hari hingga kamu dewasa, berterimakasihlah kepadanya ..."

Anak itu kaget mendengar perkataan pemilik warung.

Mengapa untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih,
... tapi ...
Kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun,
aku tak pernah berterima kasih.

Anak itu bergegas pulang.
Sesampainya di ambang pintu rumah, ia melihat kecemasan tergambar di wajah ibunya.

Ketika melihat anaknya,
kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Nak... kau sudah pulang, cepat masuk... ibu telah menyiapkan makan malam."

Mendengar hal itu,
si anak tidak dapat menahan tangisnya dan menangis tersedu-sedu di hadapan ibunya.

Sahabatku, kadang satu kesalahan membuat kita begitu mudah melupakan kebaikan yang sudah kita nikmati tiap hari.

Sekali-kali, kita mungkin akan sangat berterima kasih untuk suatu pertolongan kecil yang kita terima.

Namun kita sering tidak sadar & lupa berterima kasih akan kebaikan-kebaikan dari orang-orang yang sangat dekat dengan kita.

Mari kita berterimakasih kepada :
Ayah - Ibu ... kita
Istri / Suami ... kita
Pegawai rumah tangga ... kita
Pegawai di kantor ... kita
Semua orang orang terdekat dengan kita

Hidup itu indah, bila kita tahu berterima kasih dan mensyukuri apa yang kita terima dari Tuhan...
Belajar menerima apa adanya ...

Ketika GELAP,
baru tersadarkan apa arti TERANG.

Ketika KEHILANGAN,
baru tersadarkan arti MEMILIKI

Ketika BERPISAH,
baru tersadarkan arti KEBERSAMAAN.

Kemarin sudah TIADA,
esok belumlah TIBA,
kita hanya punya 1 hari, yaitu HARI ini. Jangan sesali yang telah berlalu, sia-sia saja.

Syukuri apa yang telah kita miliki, agar kebahagiaan selalu berada di sisi kita

Dalam kehidupan NYATA,
kadang kita sering mempermasalahkan hal KECIL,
yang tidak PENTING, sehingga akhirnya merusak NILAI yang BESAR.

Persahabatan yang INDAH selama puluhan tahun BERUBAH menjadi permusuhan yang HEBAT,  karena SEPATAH kata PEDAS yang tidak DISENGAJA.

Keluarga yang RUKUN dan HARMONIS pun bisa HANCUR hanya karena perdebatan KECIL yang tidak PENTING,
yang REMEH kerap dipermasalahkan,
tetapi yang lebih PENTING dan berharga LUPA dan TERABAIKAN.

Seribu KEBAIKAN sering tidak BERARTI, TAPI SETITIK kekurangan DIINGAT seumur hidup.

Rabu, 28 Maret 2018

Golden Rules for Retired


*1. Saatnya untuk menggunakan uang* yg selama ini anda tabung. Gunakanlah uang tersebut dan enjoy.  Jgn berikan kepada org2 yg tidak tahu pengorbanan dan kerja keras yg Anda lakukan ketika  menabungnya.

*2. Berhentilah khawatir*  atas keadaan financial anak2 Anda dan jgn merasa bersalah jika memakai uang Anda utk diri Anda sendiri. Anda telah merawat dan mengurus anak2  Anda selama bertahun2 dan Anda tlh mengajari mereka berbagai hal yang Anda tahu.  Anda beri mereka pendidikan, makanan, rumah dan juga segala dukungan. Saat ini adlh tanggung jwb mereka sendiri utk menghasilkan pendapatan masing2.

*3. Berupaya menjadi dan membiasakan hidup sehat.* Misalnya berjalan kaki setiap hari, berolah raga yang teratur dan terukur sesuai dengan usia Anda serta makan makanan yg sehat dan tidur yg   cukup. Lakukan medical check up secara berkala.

*4. Lihatlah pemandangan yg bagus2 ... gunung pantai ... taman bunga*

*5. Jangan gampangan stress* atas hal2 kecil.
Jgn biarkan masa lalu membenamkanmu. dan jgn biarkan masa depan membuatmu takut.

*6. Cintailah hidupmu* dan cintailah keluargamu ..

*7. Rawatlah dirimu* dgn baik. Potong rambut, potong kuku, memakai minyak wangi, dll.

*8. Gunakanlah pakaian* yg menarik dan sesuai usiamu.

*9. Selalu up to date mengikuti perkembangan jaman* dengan rajin membaca koran, majalah, dll, dan tetap bersosialisasi dgn org lain. Tetap contact dgn berbagai org dgn aneka latar belakang.

*10.  Hargai generasi yg lebih muda* dan hargai juga pendapat mereka. Mereka mgkn tidak memiliki ide yg sama dgn Anda, tetapi mereka adlh masa depan dan mereka yg akan mengelolanya. Beri mereka saran, bukan kritik. Dan coba ingatkan mereka bahwa hal2 yg baik pd masa lalu tetap berlaku pada masa sekarang.

*11. Hindari menggunakan* kata-kata _"pada jaman saya dulu..."_
Karena waktu Anda adalah sekarang.... Sepanjang Anda masih hidup, maka Anda adalah bagian dari masa kini.
Mgkn dulu anda masih muda, tapi itu sdh lewat meskipun Anda masih ada. 
Krn itu bersenang2 lah dan nikmati kehidupan.

*12. Ada org yang menikmati dan menerima masa tua nya.*
Ada pula org yg menjadi  sinis, masam dan penuh kepahitan terhadap org lain.
*Hidup ini singkat. Habiskan dgn orang2 yang positif, ceria, dan bersemangat.* Hal ini akan membuat hari2mu terasa menyenangkan.  _Menghabiskan waktu dgn orang yg sinis, suka mengkritik dan suka berargumentasi, akan  membuatmu menjadi tua dan sulit untuk disukai._

*13. Jangan tinggal dgn anakmu atau cucumu.*
(optional/pilihan alternatif). Berkumpul bersama keluarga adalah hal yg menyenangkan. Namun Anda butuh privacy demikian juga mereka.

*14. Jangan abaikan hobi Anda.*
Jika tidak punya, coba cari kegiatan yg Anda sukai. Anda bisa traveling, memasak, membaca, menyanyi, dll. Anda bisa berkebun, main kartu, main catur, main billiard, melukis, dll.

*15.  Walaupun mgkn anda tidak begitu suka, tapi coba datang di setiap undangan:* Ulang tahun, pernikahan, dll. Keluarlah dari rumah. Temui org2 yg jarang anda temui. Rasakanlah hal2 baru. Pergi ke museum, jalan2 di perkebunan, dll.

*16. Coba untuk sedikit bicara dan banyak mendengar. ..*
Kalau bisa.. 😜..
Ada org yg terus menerus bicara ttg masa lalu dan tidak peduli bahwa pendengarnya tidak tertarik. Dengarkan dulu, dan jawab pertanyaan, tetapi jgn menjawab terlalu panjang. Jgn biasakan untuk mengeluh atau mengkritik. Latihlah untuk menerima situasi apa  adanya. Biasakan untuk melihat hal positif dalam setiap keadaan dan biasakan mengatakan hal2 yg baik.

17.  Rasa sakit dan rasa tidak nyaman suka datang bersama2 ketika kita makin tua. *Upayakan untuk tidak terbenam* dlm hal itu, namun coba terima sebagai bagian dr lingkaran kehidupan. Jangan biarkan rasa sakit dan tidak nyaman menjadi fokus Anda.

18. Jika Anda diserang atau disepelekan oleh org lain – *Maafkan mereka.*
Jika Anda menyerang atau menyepelekan org lain - *Minta maaf.*  Jgn biarkan rasa benci menyelimutimu. Itu hanya akan membuat anda sedih dan penuh kepahitan. Tidak penting siapa yg benar.
_Ada pepatah mengatakan "Menyimpan rasa jengkel/kesal itu seperti meminum racun tapi berharap orang lain yg mati"_ Jangan ambil racun itu. Maafkan, lupakan, dan teruskan hidup Anda.

19. Jika Anda punya keyakinan yg kuat atas suatu hal, peganglah. Namun *jgn buang waktu Anda untuk meyakinkan org lain.*  Mereka akan memilih  pilihan mereka sendiri  walau apapun yg Anda katakan. Memaksakan keyakinan Anda hanya akan membuat Anda frustrasi.  *Hiduplah dengan keyakinan Anda dan berikan contoh.*

*20. Tertawalah yg sering dan tertawalah atas apapun.* Ingatlah, Anda termasuk org yg beruntung. Anda telah hidup cukup lama. Banyak yg tidak mencapai usia ini. Carilah humor di setiap situasi.

*21. Tidak usah terlalu memperhatikan apa yg dikatakan org lain ttg diri Anda dan juga yg dipikirkan org lain ttg Anda.* Anda harus bangga terhadap diri Anda dan pencapaian yg Anda lakukan.

Jumat, 19 Januari 2018

Siomay Yo Pink

Siomay Yo Pink Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jalan hidup tak bisa ditebak. Sriyono, seorang mantan miliarder, kini berjualan siomay keliling. Namun, berkat penampilannya yang eksentrik, predikat miliarder itu tampaknya bakal kembali disandangnya.

Menjadi penjual siomay keliling dengan pakaian dan aksesori serba pink membuat Sriyono terkenal, terutama di dunia maya. Mantan miliarder itu juga pernah menjadi bintang tamu di sebuah stasiun televisi. Bahkan, ada yang menawari bermain sinetron. Semua itu dia lakukan demi bisa bertemu anaknya.

Minggu lalu (16/1) INDOPOS menelusuri rute jualan Sriyono di kawasan kelas menengah ke atas di Jalan Gandaria Tengah, Jakarta Selatan, tak ada orang yang tahu namanya. Tapi, ketika disebut nama Siomay Pink (barang dagangan Sriyono), kebanyakan warga yang ditemui mengenali. Mulai sopir bemo, satpam, tukang ojek, hingga anak-anak.

Siomay Pink juga menjadi identitas pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu di dunia maya. Mesin pencari Google menyebut 83.500 hasil yang merujuk pada usaha siomay yang dijalankan Sriyono sambil berkeliling di atas sepeda pink.

Sriyono menjadi topik hangat di kalangan komunitas entrepreneur. Sebab, selain berjualan dengan kostum dan perlengkapan mencolok
... baca selengkapnya di Siomay Yo Pink Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 10 Januari 2018

Tak Lekang Oleh Waktu (Part 1)

Tak Lekang Oleh Waktu (Part 1) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di suatu kota, tepatnya di Bandung, hidup dua orang yang bersahabat karib sekali sejak kecil, mereka adalah Joe Sandy dan Abu. Joe merupakan seseorang yang cerdas dan hidup sendiri tanpa orangtua. Sedangkan Abu adalah anak keluarga berada yang kurang beruntung karena kakinya pincang. Selain itu daya tahan tubuhnya lemah sekali. Namun persahabatan mereka tidak terhalangi oleh perbedaan itu. Keduanya sama-sama menyukai sulap. Mereka berdua sering sekali mempraktikkan trik-trik sulap bersamaan.

Suatu hari, ketika pulang ke rumahnya, Joe melihat iklan salah satu stasiun televisi swasta yang mengadakan acara “The Master.” Joe yang sangat menyukai sulap tertarik untuk mengikuti acara tersebut. Tentu ia tak melupakan sahabatnya Abu.

Dengan riang Joe mampir ke rumah Abu dan memberitahu soal acara The Master tersebut. “Ini saatnya kita menggapai mimpi kita,” kata Joe. “Menjadi pesulap professional.” Abu pun merasa gembira dan sangat tertarik. “Kapan audisinya dimulai, Joe?” tanyanya. “Minggu depan. Audisinya di Jakarta. Di Mal Emporium. Ayolah, kita harus ikut, acara ini benar-benar hebat,” kata Joe gembira.

Mendadak senyum menghilang dari wajah Abu. “Kurasa orangtuaku tidak akan mengizinkanku, Joe. Kau tahu.. mereka tidak pernah mendukung hobiku.” kata Abu. Joe memandang sahabatnya itu dengan perasaan iba. “Tapi, Abu, kau bisa mencoba membujuk mereka,
... baca selengkapnya di Tak Lekang Oleh Waktu (Part 1) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1