Rabu, 19 Juli 2017

Jengis Khan & Burung Rajawali

Setelah lelah sehabis berperang, Jengis Khan, Raja Mongol yang termasyhur itu memutuskan untuk berburu ke hutan bersama pejabat kerajaannya.

Selain membawa anjing pemburu, raja juga membawa burung rajawalinya yang sudah terlatih untuk berburu dan dapat menuntun raja pulang ke istana bila mereka tersesat di tengah hutan.

Saat perjalanan pulang, raja kehausan, Ia menemukan tetesan air bening di bebatuan.
Raja kemudian menampung tetesan air itu dalam sebuah mangkuk.

Ketika ia hendak minum tiba-tiba datang burung rajawalinya menukik & memukul tangan raja sehingga air dalam gelas itu tumpah. Beberapa kali hal itu terulang kembali.

Hal ini membuat raja marah, maka ketika terakhir kali sang rajawali hendak menumpahkan air yang diminumnya, raja kemudian menebas leher rajawali dengan pedangnya sampai rajawali tergeletak di kakinya & mati seketika.

Rasa hausnya hilang seketika & dgn rasa penasaran yang sangat, membuat raja ingin mendaki ke atas lagi untuk mencari sumber air dari bebatuan itu.

Ketika sampai di sumber tetesan air itu yaitu sebuah telaga kecil, sang raja terkejut karena ia melihat seekor ular berbisa mati dengan luka ternganga di pinggiran telaga yang air & 'bisa'nya mencemari air telaga yang mengalir ke arah batu tsb itu.

Hati raja seketika sesak mengingat kematian rajawali yang berusaha keras menyelamatkannya.

Raja menuruni bukit & menggendong burung rajawalinya yang telah mati, hati kecilnya menjerit.

*Hari ini aku mendapat pelajaran berharga yang sangat menyedihkan, di kemudian hari aku takkan melakukan sesuatu apapun jika sedang marah!*

Kemudian ia memanggil seluruh pasukannya. Dan dilakukanlah upacara penguburan sang rajawali. Burung rajawali yang sudah tewas ini dibungkus dengan baju perang milik Jengis Khan.

Kemudian Jengis Khan berpidato di hadapan para pasukannya:

“Hari ini kita bisa memenangkan satu pertempuran yang besar. Kita bisa mengalahkan musuh. *Tapi pada saat ini saya tidak bisa mengalahkan diri saya sendiri*. Dan saya baru belajar dari seekor rajawali.”

Kemudian dia memerintahkan seorang seniman membuatkan patung emas burung itu.

Di salah satu sayap patung tersebut tertulis:

*Saat seseorang sahabat melakukan hal yang tidak berkenan di hatimu sekalipun, dia tetaplah sahabatmu*

Sementara di sayap satunya tertulis:

*Tindakan apapun yang dilakukan dalam angkara murka hanya akan membuahkan kegagalan*

Sahabatku,
Dalam keadaan marah biasanya semua tindakan tidak bisa terkontrol sepenuhnya, lebih baik redakan dulu amarah anda atau tundalah dulu keputusan2 penting yang harus anda ambil bila anda tak ingin menyesalinya di kemudian hari.

Selamat pagi
Salam damai sejahtera
GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar