Minggu, 24 Mei 2009

Di Manakah Dunia Nyata Kita?

Saat itu saya terheran-heran mendengar koq bisa-bisanya tetangga saya ribut dengan ketua RT kami soal iuran RT yang dinaikkan tanpa ada pemberitahuan dan kesepakatan warga dan anehnya mereka ribut melalui sms, saling berbalas sms. Padahal pada rapat RT yang membahas perihal kenaikan iuran tersebut tentangga saya ikut hadir namun mungkin ia tidak sadar atau terlalu asyik mengobrol dengan tetangga lainnya sehingga saat pembahasan ia tidak sadar, ketika keputusan telah diambil ia baru sadar tapi tak puas. Alhasil gerundelanlah yang keluar dari mulutnya dan gerundelan tersebut tersalurkan lewat layanan pesan singkat alias sms.
Saya juga pernah ribut dengan seseorang lewat sms perihal bisnis kata-kata yang muncul di layar kiranya membuat darah mengalir deras melawan gaya gravitasi. Kedengarannya mungkin lucu tapi daripada berhadap-hadapan, muka bertemu muka mungkin kelanjutannya bisa jadi jotos berbalas jotos.
Orang bisa ancam mengancam lewat sms, bisa meneror orang lain, bisa meneror orang banyak bahkan atau juga bisa menyebarkan “keajaiban” atau “mujizat” melalui sms. Ketua KPK non aktif juga bisa tersandung perkara yang haibat lewat berbalas sms.
Beberapa mailing list yang saya ikuti juga mirip-mirip juga dengan fenomena berbalas sms, orang berdebat dengan sengit di dunia maya tanpa perlu khawatir akan ada jotos yang siap dilayangkan.
Kita bisa bersembunyi identitas lain saat kita berkomunikasi lewat internet. Berdebat sengit di internet juga tidak perlu khawatir karena toh orang lain tidak tahu siapa kita sebenarnya dan lagi... jauh entah di mana.
Sebaliknya beberapa teman-teman semasa 25 tahun lalu saat saya masih duduk di bangku SMP terhubung kembali lewat internet tapi sekarang lebih asyik lagi lewat situs-situs sosial semacam “facebook” , friendster atau myspace. Beberapa teman yang sudah tak tahu lagi di mana rimbanya sejak jaman dahulu kala tiba-tiba muncul minta di-add atau di-recommend oleh teman lain yang sudah lebih dahulu terhubung. Sesudahnya kita bisa ngobrol atau chatting dengan mereka-mereka yang muncul kembali ini lewat fasilitas IRC di dunia maya. Hebat bukan?
Potret di atas adalah potret komunikasi orang modern, kita berkomunikasi lewat telpon, telpon genggam, internet de el el, de el el. Dunia semakin sempit dalam genggaman tangan kita, teman kita nun jauh di sana hadir hanya sejauh antara mata kita yang memelototi monitor komputer di depan kita.
Kemarin beberapa dari kami teman sekolah semasa SMP bertemu istilahnya kopi daratlah gitu. Beberapa teman terlambat datang karena terjebak macet di jalan akhirnya acara yang semula dijadwalkan jam 19.00 molor menjadi pukul 21.00 dan kesempatan mengobrol sangat kurang, saat berpisah saya katakan pada teman saya bahwa sekarang ini dunia nyata kita bukan saat kita bertemu karena kita bisa bertemu muka dengan muka hanya bisa dihitung dengan jari bahkan mungkin dengan jari dalam satu tangan, dunia nyata kita sekarang ini adalah dunia maya. Abis tiap kali ketemu pasti di dunia maya dan tak terhitung banyaknya.
Kita memang hidup di dunia yang serba maya, orang serasa masuk dalam pusaran informasi, kita pun tak kuasa menahan pusaran ini. Mau tak mau sekarang ini orang punya ponsel, rasanya tercerabut dari dunia kalo tak berponsel. Coba bayangkan kalau sehari saja kita lupa bawa ponsel dunia rasanya runtuh. Padahal dulu gak apa-apa tuh kalo gak punya ponsel. Sehari saja tak connect internet untuk buka situs-situs sosial serasa haus banget kayak di padang gurun. Sampai-sampai sekarang ponsel dan internet telah menyatu dalam gadget yang bernama blackberry.
Saya merasa di satu sisi baik bahwa kita bisa terhubung dengan teman-teman yang sudah lama tak bertemu, atau mengirim pesan singkat agar dengan segera penerima di seberang sana tahu apa yang kita maksud bahkan dunia sekarang ini lebih menciut dalam genggaman karena teknologi telekomunikasi yang amat sangat canggih.
Masalahnya sekarang apakah komunikasi kita bertambah kualitasnya? Coba kita perhatikan iklan salah satu operator seluler di mana tiga orang berada dalam satu mobil tapi masih saja berkomunikasi melalui ponsel dengan modus percakapan, padahal ujung-ujungnya mereka berkomunikasi verbal langsung juga. Para mahasiswa sekarang ini lebih senang berkutat di warnet atau bersms ria daripada bertemu muka. Tetangga saya lebih senang berantem lewat sms dengan Pak RT daripada datang berbicara langsung. Saya sendiri akhirnya lebih memilih untuk datang ke rumah rekan bisnis saya dan akhirnya kita bisa bicara dengan kepala dingin dan ternyata memang itulah yang semestinya menurut saya karena dengan hadir berarti saya sepenuhnya menyediakan diri saya sepenuhnya pada saat itu untuk memecahkan masalah tersebut.
Lewat media-media tersebut kita bisa semakin kejam atau semakin jenaka atau apalah karena kita tidak hadir sepenuh-penuhnya, kita masih bisa bersembunyi di balik topeng-topeng . Coba saja bila kita hadir sepenuhnya, seluruh diri kita akan memancarkan pesan-pesan yang bila ditangkap oleh orang lain terutama yang peka akan menjadi lain bila hanya melalui media telekomunikasi. Mungkin saja saat bertemu langsung orang yang kita jumpai itu tidak sejenaka atau sekejam seperti dia di internet atau juga tidak sebaik seperti di internet. Suaranya bisa kita dengar, wajahnya bisa kita lihat tapi emosinya tidak bisa kita tangkap sepenuhnya.
Media telekomunikasi memang membuat orang dapat menggenggam dunia nun jauh di sana dalam tangannya, tapi pertanyaannya apakah dunia yang dekat di sekitar kita bisa kita sentuh? Apa jadinya bila kita sibuk on-line tapi lupa makan, lupa minum, lupa menyapa orang-orang di sekitar kita, anggota keluarga kita atau rekan sekomunitas? Atau karena kecanduan on-line kita sampai-sampai tidak peduli tentang hal-hal yang terjadi di sekitar kita, di dalam rumah kita, di dalam keluarga kita? Kita lebih peduli teman di ujung dunia sana daripada keluarga kita? Akhirnya kita malah tercerabut dari dunia nyata kita. Kita menjadi asing bahkan dengan orang-orang terdekat yang berada di sekitar kita. Moga-moga dunia nyata kita tetap sesuatu yang nyata yang berada di sekitar kita, yang bisa kita rasakan kehadirannya dan mereka juga bisa merasakan kehadiran kita sepenuhnya bukan di YM, MSN atau IRC lainnya. Bukan lewat sms dan juga bukan di facebook, friendster atau situs-situs sosial lainnya.
Andrew Jansen

Good Corporate Governance vs Good Body Condition Maintaining

The term of Good Corporate Governance nowaday is using broadly among the people in term of managing the corporation. For me Good Corporate Governance is a system that manage the corporate compare to our body which is consist of system that manage the internal system that manage the body itself or the system that manage how it encountered with the outer thing. This system can move on and grows up because of support from organs that construct the system. In order to maintain the good work of this organs, this organs needs a nutrition as a fuel to make the organs work beside the treatment that ensure the organs works good comply to its function.
We mention company as a corporate. The etimology of this word is same word of body, the body has to be alive that's why it always do activities to stay alive or survive. To staying alive the body has to be supported by nutrition intake, has to be moved and has to be taken care of. Same as a body the corporate has to be managed as good as we are taking care of our body. There are 3 (three) things that has to become our concern when we discuss about good corporate governance:

1. The Body Needs Nutrition
Not just a nutrition but the good nutrition, the healthy nutrition and not harmful. The nutrition is same with the capital in the corporate. The corporate needs capital to sustain a corporate live. Capital can be generate from profit or revenue, and the practices to earn the profit or revenue has to be guaranteed comes from legal and conform to proper practices and doesn't bring any damage to another parties. The capital has to be use in proper and legal way and brings benefit for any stakeholder that involves direct or undirecly to the business practices. This is important to ensure that the corporate doesn't keep a time bomb that can be explode some times in the future due to malpractice of business.

2. The Body Needs Movement
To ensure that the body is keeping alive, any organ has to do a movement. The Corporate has to move on in term of making profit and then to gain a capital. How they can have a food if they do not move on to earn that. In their movement the corporate has to practice the legal and proper movement and doesn't endangered their live or another live. Body indeed can be trained to perform a diffucult movement that not everybody can do it but there are limitation that body can do. Corporate can create a sophisticated manoevre in running their business but the good corporate always practice the legal movement and efford the benefit and fairness for every stakeholder direct or indirectly.

3.The Body Needs Maintaining.
Good shape of body is maintained regularly, good sanitation and healthy living style, exercise to make any muscles stay in the good condition. Good Corporate always perform a rejuvenation to make them keep updated and stay fit to fight any new challanges that coming fastly and changing fastly. the corporate has to stay flexible, ready and embrace the changes any time it comes around. This is signed by a regeneration of leadership, good regeneration in the corporate has to be based on meritocracy, who is competence and mature is eligible to hold a position. Anyone who involves as a stakeholder has to be given a chance to improve their ability and potential, to achieve a good career and remuneration based on their performance. And there are no limitation or banned from any other parties. Regeneration keeps the corporate survive

To ensure these 3 things works better then we need a discipline. Eat regularly and proportionally, work regularly and proportionally, exercise regularly and proportionally is needed to make sure that our body stay in good condition. Our body balance can be disturb if we don't do these 3 things. This things is refer to system and procedure in the corporate. System and procedure is needed to ensure that each employee know and understand what is his/her main job and responsibilities and how he/she has to do his/her job to whom they have to reported to and how to he/she communicate with another department or parties. Besides every stake holder is provided an access to know what the corporate is doing now or has done or what is the corporate plan for the future, this mechanism can create a feedback system for a corporate to improve their practices or change the approaching and to achieve better than they are doing now or to repriminded corporate if there any dissorder or mispractice in their running.